“Menjemput Mimpi, Dulu, Kini, Dan Nanti”

*Ditulis untuk mememenuhi tugas OSPEK UNSOED
 
Setiap manusia pasti memiliki mimpi, termasuk kita. Mimpi tersebut telah kita miliki sejak kecil. Meskipun terkadang tidak kita sadari. Kita hanya tau bahwa kita menyukai sesuatu, kita ingin memiliki sesuatu, dan kita ingin menjadi sesuatu. Ketika usia kita sedikit demi sedikit bertambah, perlahan kita merangkai mimpi mimpi itu melalui kata kata. Kita menterjemahkan imajinasi kita melalui rangkaian bahasa untuk kemudian kita simpan dalam ingatan kita, menunggu supaya waktu segera mewujudkannya secepat mungkin, dan kita mulai berkata bahwa aku ingin menjadi…sesuatu!
Aku bukanlah orang yang istimewa, dan akupun tidak pernah merasa istimewa, meskipun bukan berarti aku tak mau jadi orang yang istimewa. Aku yakin semua orang pasti menyukai dirinya sendiri, tapi aku yakin semua orang juga memiliki sesuatu yang tidak ia sukai pada dirinya.
Ketika aku masih di sekolah dasar, aku senang belajar, nilai nilai ku bagus, bahkan aku selalu meraih peringkat 1 sampai aku lulus SD. Ketika itu, aku tidak punya “mimpi”, yang kusadari aku hanya menyukai “sesuatu”. Ketika itu aku suka pada satu permainan yang lazim dimainkan oleh anak seusiaku disana, yaitu sepak bola. Bahkan aku termasuk yang paling mahir diantara teman temanku. Dan aku sering jadi kapten saat ada pertandingan antar kelas. Karena pengaruh televise dan perbincangan dengan teman temanku ketika itu, muncul dalam diriku keinginan untuk menjadi seorang pemain sepak bola, sejak itu aku bercita cita untuk menjadi seorang pesepak bola.Seiring berjalannya waktu terutama memasuki bangku SMP, Keinginanku dan kesukaanku pada sepak bola menyebabkan aku malas belajar sehingga nilai nilaiku di sekolah jelek. Bukan karena aku bodoh, tapi karena aku tidak belajar.

Memasuki bangku SMA, aku mulai menyukai aktivitas membaca, meskipun tidak mengurangii kesukaanku pada sepak bola. Aku melanjutkan sekolah di Bandung dan masuk salah satu akademi sepak bola junior disana yaitu PS UNI, akademi ini yang pernah melahirkan seorang pemain nasional yaitu Atep. Tapi, karena desakan orang tuaku, saat kelas 2 aku pindah lagi ke Garut sampai aku lulus disana. Namun di pertengahan kelas 2 SMA, karena kondisi lapangan yang jelek, aku mengalami kecelakaan saat bertanding, tangan kiriku patah, sehingga dokter berkata lebih baik aku istirahat dari sepak bola sementara. Namun, orangtuaku berkata, lebih baik aku istirahat dari sepakbola selamanya. Itulah aku dulu.
Aku menuruti keinginan orang tuaku, sejak itulah perhatiaku sepenuhnya terpusat pada sesuatu yang aku baca. Aku banyak membaca tentang sesuatu. Buku yang ada dirumahku cukup beragam sehingga akupun memiliki pengetahuan yang cukup beragam. Mulai buku buku keagamaan, sosial, pendidikan, politik, sampai filsafat. Akupun membaca biografi tokoh tokoh besar sebut saja Socrates, Plato, Aristoteles, Gengish Khan, Soekarno, sampai Adolf Hitler. Akupun tertarik pada tokoh tokoh pembaharuan Islam seperti Muhammad Abduh di Mesir dan Ali Syari’ati di Iran. Sejak itulah, aku menyukai orang orang seperti mereka, menyukai apa yang mereka lakukan, menyukai peran yang mereka mainkan, akhirnya mereka, adalah sosok yang aku dambakan. Peran besar yang mereka lakukan selalu mampu membuat perbedaan pada zamannya. Aku ingin menjadi orang seperti mereka. Sampai sekarang.

Selepas lulus SMA karena kendala biaya, aku tidak langsung kuliah. Aku lulus tahun 2013 dan satu tahun aku kerja di salah satu sekolah sore dan menjadi ketua organisasi remaja disana. Di sekolah sore, aku mengajar anak anak SD dan di organisasi remaja aku mengadakan kegiatan kegiatan sosial dan pendidikan. Meskipun hanya satu tahun, tapi aku mendapatkan banyak pengalaman, leadership skill, social skill, dan problem solving skill aku dapatkan disana. Selama disana pula mimpiku sangat kuat untuk segera masuk ke bangku kuliah. Aku ingin kuliah di Perguruan Tinggi Negeri.
SBMPTN dimulai dan aku memilih UI dipilihan pertama dan UNPAD pilihan kedua, satu pilihan yang terlalu muluk, apalagi tidak ada riwayat alumni sekolahku yang bisa masuk kesana. Aku gagal di keduanya. Sampai akhirnya pada jalur UMBPT aku memilih UNSOED, UNS, UNDIP pilihan 1,2,3 berurutan, saat tes aku merasa sangat yakin diterima, dan akhirnya aku benar benar diterima, dipilihan 1 UNSOED, Universitas Jenderal Soedirman, fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik program studi Sosiologi. Aku senang, senang karena aku bisa masuk Kampus Negeri, tidak banyak alumni sekolahku yang bisa masuk Kampus Negeri non UIN. Aku juga senang karena aku punya kesempatan untuk memperdalam wawasanku tentang tokoh tokoh besar beserta gagasan gagasan besar di bangku universits negeri.

Purwokerto, adalah nama kota Kampus Negeri yang menerimaku. Mungkin, dikota inilah aku akan memulai mimpiku itu. Di kota inilah aku akan mewujudkan apa yang dulu selalu menjadi perhatianku. Di kota inilah perjuanganku akan dimulai. Kota ini sangat asing bagiku mekipun boleh jadi kota ini adalah langkah awal kesuksesanku. Keadaan bahasa, budaya, dan lingkungan yang sangat tidak ku kenal namun boleh jadi keadaan seperti ini adalah faktor awal pendukungku dalam mewujudkan ambisiku, teman teman yang sama sekali berbeda latar belakang dan status sosialnya denganku namun boleh jadi mereka akan membantu mengiringiku menuju puncak puncak kesuksesan yang selama ini aku impikan.

Itulah mimpiku di masa depan yang di mulai disini. Itulah mimpiku di masa nanti yang dimulai saat ini. Itulah mimpiku esok yang dimulai kini. Menjadi seseorang yang memainkan peran penting lebih dari orang orang kebanyakan pada zamannya seperti para pemimpin sosial, pejabat, menteri bahkan presiden. Menjadi orang yang mampu memberikan sumbangan fikiran dan tenaganya untuk memajukan masyarakat seperti mendirikan Lembaga Sosial Kemasyarakan, mendirikan sekolah, dan rumah sakit. Ataupun menjadi seorang ideolog yang mampu memberikan sumbangan pemikiran untuk memecahkan masalah masalah masyarakat. Kenapa aku memilih sosiologi, karena sosiologi mempelajari dinamika kehidupan sosial umat manusia, mengkajinya dari masa ke masa, dan mempelajari teori teori lama untuk menciptak teori teori baru yang dapat mengontrol perilaku sosial umat manusia dan membimbingnya menuju kesejahteraan dan kemakmuran.

Ahli sosiologi adalah seorang sosiolog dan seorang sosiolog adalah seorang pemikir. Sebagai seorang pemikir, ia harus mampu memahami dinamika sosial, mempelajari perilaku sosial manusia, mempelajari tindakan tidakan logis manusia, dan kemudian membuat satu rancangan perencanaan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat manusia, merancang program program perencanaan sosial supaya masyarakat sebuah bangsa dapat menjadi masyarakat yang maju, beradab, dan berkebudayaan tinggi.

Ahli sosiologi adalah seorang sosiolog dan seorang sosiolog adalah seorang arsitek sosial. Sebagai seorang arsitek, ia harus mampu mencetak manusia manusia yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan teknologi, tetapi juga memiliki basis moral yang kuat dan kesadaran sosial yang tinggi, manusia manusia model tersebut akan mampu mengantarkan bangsanya menuju puncak peradabannya yang tertinggi.

Ahli sosiologi adalah seorang sosiolog dan seorang sosiolog adalah seorang penggerak sosial. Sebagai seorang penggerak, ia harus mampu menjadi motor penggerak masyarakat dari satu kondisi yang menyengsarakan kepada kondisi yang lebih baik, ia harus mampu menyadarkan masyarakat untuk mentaati dan mematuhi nilai dan norma sosial yang telah disepakati bersama. Ia harus mampu memimpin masyarakat bergerak maju kearah perubahan yang lebih baik dalam satu wujud gerakan sosial.

Demikianlah mimpiku, dulu, kini, dan nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman tes di Bank BRI

Tentang Organisasi: Sebuah Refleksi

Pengalaman Tes SKB CPNS Kemenkumham 2019