Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pancasila, khilafah, dan komunis

Gambar
Tiga istilah itu diucapkan dalam debat capres kemarin. Ketiganya diucapkan dalam perdebatan mengenai ideologi. Padahal menurut saya, hakikatnya, khilafah dan komunis bukanlah ideologi yang sejenis dengan pancasila. ~ Pancasila ialah filsafat politik. Ia hanya berperan sejauh berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai mahluk politik yang sudah jelas sekuler. Pancasila tidak memberikan kepastian tentang kehidupan setelah mati (sebagaimana yang disediakan agama). Pancasila juga tidak menyediakan metode ilmu pengetahuan, khususnya tentang analisis pekembangan masyarakat (sebagimana yang disediakan komunisme melalui filsafat materialisme historis). ~ Khilafah adalah konsep kehidupan di dunia yang sesuai dengan perintah kitab suci demi kehidupan di akhirat. Sementara komunisme ialah faham filsafat yang melihat dunia sebagai hasil dari perkembangan gerak materi. Kedunya tidak harus selalu dilihat dalam sudut pandang politik. ~ Memang harus diakui, makna khilafah dan komunis hari i

Pesona Barat, konstruksi cantik, dan filsafat estetika

Gambar
Apa itu cantik? apakah cantik berarti berkulit putih, berhidung mancung, bertubuh tinggi dan ramping? mendefinisikan kecantikan erat kaitannya dengan budaya yang hidup dan dominan di tengah  masyarakat. Cantik adalah sesuatu yang relatif artinya ia selalu berubah mengikuti zaman. Dalam kajian poskolonial, tampilan fisik adalah salah satu senjata masyarakat Barat untuk menegaskan keunggulan mereka atas masyatakat non Barat. Penilaian atas penampilan fisik adalah sisa dari ideologi rasisme. Orang Belanda yang berkulit putih, berhidung mancung, dan bertubuh ramping dianggap lebih bagus dibanding orang Hindia yang berkulit coklat, berhidung agak pesek, dan berbadan pendek/ gemuk. Dari situ tumbuh perasaan rendah diri dihadapan orang Barat. Dari situ muncul standar bahwa menjadi cantik adalah menjadi seperti Barat. Apakah hal tersebut berhenti setelah kolonialisme berakhir? nyatanya tidak. Konsep kecantikan ala Barat masih bertahan dalam sistem sosial masyarakat kita hingga hari ini.

I can't leave philosophy...

Gambar
I meet with philosophy when I was in last year in high school. I found in my home a book entitle “Filsafat Umum” which authored by Prof. Dr. Ahmad Tafsir, each one of UIN Bandung lecturer. It certain book of my mother when she was finishing her master degree in UIN. I don’t know is it admit or not, unrealize I choose sociology as my subject in university cause sociology is similar with philosophy. Both are provide a lot of theory that induce my reason to think deeply. A set of theory about fundemental concerns in life, society, human behavior, history, etc. Historically, sociology ever called as “social philosophy”, before philosophy separated independently and sociology changed into “science” as we known today. I like to think all the things deeply. Sometimes, I can stay in my bed room for a long time in my home, alone. I rarely to communicate with my family, include my parent. Likely people will judge that I’m an introvert, but you have to know that in some situation, I can be

That is unfair!

Gambar
I’m gonna talk about something that crowded recently. A vannesa angels case or prostitution case. And did you know when i open my social media, particulary instagram and facebook sometimes is full of vanesha news. And something that make me reluctant is most of the comments of netizen is blame and blaspheme vanessea. As if vanessa is the worst girl that has ever been in Indonesia. I think that is unfair for him. I’m not in position to defend him, i agree that her behaviour is not accepted, but blame him and blaspheme him over and over as much as possible is not fair. Perhaps what we did to vanessha is not because she did something wrong and we angry about that, but because basically we are all people who very like to blame and blaspheme others.                 Let we look around. As far as i know, indonesia is one of the most country that high acces to porn website. This is a fact. Even though, we always declare that we are the most muslims people in the world. But the fact

Pengalaman tes di Bank BRI

Gambar
            Kali ini aku akan sedikit cerita tentang prosesi test yang aku ikuti di Bank BRI. Jadi pada awal Desember kemarin sebelum wisuda, aku nyari nyari info lowongan pekerjaan. Ketemulah dengan lowongan dari Bank BRI ini di website Bank BRI. Lowongan yang tersedia ialah untuk posisi frontliner atau customer service/ teller di BRI Kanwil Jogja. Artinya, jika lolos nanti akan ditempatkan di Jogja. Setelah aku cari cari info, untuk berkarir di bank umumnya memang melalui jalur frontliner. Meskipun ada jalur management trainee atau management depelopment program. Akan tetapi, jalur tersebut seleksinya sangat ketat karena nantinya akan disiapin menjadi manajer atau pimpinan perusahaan kedepannya.             Untuk mendaftar di BRI tahapannya sebagai berikut. Pertama adalah seleksi administrasi. Kedua wawancara awal. Ketiga psikotes. Keempat wawancara akhir/ interview user. Kelima medical check up atau tes kesehatan. Keenam, tandatangan kontrak. Lumayan panjang dan lama me