Bincang Bincang Sospol Ekonomi Politik dan Agraria bersama Taqi dari Taqi Institute

                Beberapa waktu yang lalu, di sekre bem terjadi diskusi yang membahas mengenai ekonomi politik dan agraria. Diskusi dihadiri oleh beberapa pengurus bem dan beberapa mahasiswa fisip. Diskusi menghadirkan taqi sebagai pembicara. Taqi dikenal sebagai salah satu aktivis yang malang melintang dalam dunia pergerakan sejak masih aktif menjadi mahasiswa sampai sekarang.
                Apa yang disebut dengan ekonomi politik? Jika dirunut kebelakang, praktek ekonomi politik telah berlangsung lama, yakni sejak pertama manusia hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekonomi politik modern lahir pertama kali dan mendapat perhatian ketika salah satu ekonom inggris mengarang buku yang berjudul the wealth of nations atau kemakmuran bangsa bangsa. Buku tersebut banyak memberi penjelasan mengenai dasar dasar ilmu ekonomi dan kemakmuran sebuah bangsa. Adam smith banyak mendapat pengaruh dari tokoh pemikir lain, seperti ekonom ekonom merkantilise jean boudin, thomas mun, dan sir william petty, sampai ekonom fisiokrat francis quesnay. Salah satu pemikiran baru pada masa itu yang di sebarluaskan oleh smith ialah pemikiran tentang kepemilikan pribadi. Menurut smith, manusia memilih hak alamiah dasar. Sama seperti pendapat rousseau, hobbes, dan locke. Jika menurut mereka, hak alamiah manusia ialah kebebasan, keselarasan, atau peperangan, menurut smith, hak alamiah manusia adalah kepemilikan pribadi. Kepemilikan pribadi adalah hak alamiah manusia. Hak alamiah tersebut akhirnya terampas oleh sistem yang tidak adil dan menindas, sehingga hak milik tersebut akhirnya di kuasai oleh raja atau bangsawan.
                Smith mencetuskan ide hak milik pribadi dalm kondisi ketika itu tidak ada hak kepemilikan pribadi. Di inggris tempat smith hidup dan di eropa pada umumnya, segala sesuatu adalah milik raja, dari mulai tanah, ternak, hasil panen, bahkan sanak saudara, dan diri sendiri adalah milik raja. Raja dengan bebas mengatur dan membuat kebijakan terhadap segala seuatu yang menjadi miliknya tersebut. Sehingga ketika raja membagikan tanah, ternak, hasil panen, memberi bantuan dan santunan, semua itu dianggap berasal dari kemurahan dan kebaikan hati raja. Selanjutnya itu semua dibantah oleh smith. Setiap orang menurutnya, bertindak dan berperilaku bukan atas dasar kemurahan dan kebaikan hati, tetapi atas dasar keuntungan dan kepentingan pribadi. Apa yang dilakukan raja bukan untuk meberi bantuan pada orang lain karena kemurahan hati, tapi karena untuk memenuhi kepentingan pribadi raja., dan inipun berlaku pada setiap orang dalam menjalani kehidupannya. Ungkapan yang terkenal dari smith yakni “bukan atas dasar kemurahan hati seorang tukang roti menyediakan roti untuk kita, tapi karena kepentingan si pembuat roti sendiri”.
                Pemikiran smith tersebut akhirnya tersebar luas dan bukunya banyak dibaca orang. Ide nya tentang sistem pasar bebas yakni harga harga barang dipasar akan ditentukan oleh tangan tak terlihat (invisible hand) akan mengantarkan masyarakat menuju kemakmuran. Campur tangan pemerintah pada aktivitas pasar hanya akan menganggu keseimbangan pasar tersebut. Menurut smith, setiap orang harus diberikan kebebasan untuk membuka usaha, jika semua orang banyak membuka usaha, itu berarti banyak produk barang mapun jasa yang tercipta, produk barang dan jasa tersebut akhirnya akan memebuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Jika banyak orang membuka usaha, maka akan terjadi persaingan usaha, dan itu akan berdampak positif karena masing masing akan bersaing dan berinovasi supaya produknya paling unggul. Dan satu kebutuhan yang tercipta akan menciptakan kebutuhan baru, misalkan, dengan adanya pabrik pakaian, maka, kebutuhan lainpun muncul, seperti kebutuhan akan adanya mesin jahit, kain, benang, buruh pabrik pakaian, bangunan yang dibangun buruh, distributor pakaian, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuka lapangan pekerjaan dan setiap orang dapat menikmati keuntungan dari proses produksi tersebut.
Beberapa tahun setelah itu, revolusi industri terjadi di inggris. Penemuan mesin mesin baru bermunculan. Sejalan dengan semangan etika protestan yang sebagaimana dijelaskan oleh weber, muncul kaum kaum pemodal yang berinvestasi pada berbagai sektor usaha. Mereka membuka usaha dan pabrik di kota kota. Spontan pembangunan pabrik tersebut membutuhkan buruh. Akhirnya berbondong bondong para petani di desa pindah ke kota. Perpindahan mereka terjadi dengan banyak cara, diantaranya yakni tanahnya dirampas oleh raja, atau dipagari, sistem irigasinya dipersulit, sehingga mau tidak mau akhirnya para petani di desa pergi kekota untuk bekerja di pabrik pabrik milik pengusaha. Proses pelepasan tanah tersebut dikenal dengan proses enklosure, yakni pengalihan tanah petani di desa desa, dengan tujuan supaya para petani didesa tidak menggarap lahannya sendiri melainkan pindah untuk menjadi buruh di kota.  Ternyata, kondisi para buruh di kota sangat mengenaskan. Mereka dijadikan alat dan sapi perah para pemilik modal. Mereka disuruh untuk bekerja tetapi keuntungan yang mereka dapatkan sedikit. Sebaliknya, para pemodal yang tidak bekerja sama sekali mendapat keuntungan berlipat ganda setiap hari. Keuntungan pemodal tersebut setiap hari terus bertambah sehingga merekapun memperlebar unit usahanya. Akhirnya kondisi tersebut terus berlangsung dan memperlihatkan dua kelas yang mencolok, yakni kelas borjuis dan kelas proletar, dan melahirkan sistem kapitalisme. Kelas borjuis adalah kelas pemodal yang kaya raya sedang kelas proletar ialah kelas buruh yang miskin dan tertindas.
Pemikiran adam smith tersebut tentang pasar bebas dan kepemilikan pribadi selanjutnya dibantah oleh karl marx. Marx menganggap bahwa kepemilikan pribadi bukanlah hak alamiah dasar, kepemilikan pribadi menurutnya ialah instrumen penindasan yang sengaja diciptakan oleh kelas kelas penguasa. Atas gagasannya tersebut marx menyerukan penghapusan kepemilikan pribadi. Menurut marx, sejarah digerakan oleh pertentangan kelas, dan pertentangan kelas terjadi pada ranah ekonomi. Marxpun mengeluarkan ide tentang determinisme ekonomi, yakni segala sesuatu yang terjadi sangat dipengaruhi oleh ekonomi. Ekonomi disini berarti kegiatan produksi manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Sehingga marx membagi masyarakat kedalam dua dimensi. Yakni dimensi basicstrukture dan suprastrukture. Basic struktur ialah ekonomi yang terdiri dari syarat produksi, seperti lingkungan, modal, konsumsi, dst. Basic struktur tersebut melahirkan superstruktur, superstruktur ialah aspek lain diluar ekonomi seperti ideologi, budaya, hukum, politik, dan agama. Basicstruktur ialah kondisi kelas sedangkan superstruktur adalah kesadaran kelas. Menurut marx kondisi kelas melahirkan kesadaran kelas. Kesadaran kelas proletas yang bodoh, penakut, penakut, penurut, pasif, miskin inovasi, dst dilahirkan oleh keondisi kelas yang menindas di pabrik pabrik. Sedangkan kesadaran borjuis yang arogan, serakah, menindas, dst dilahirkan oleh kondisi kelas yang serba enak dan mewah. Keberadaan kedua kelas tersebut menurut marx terjadi karena kepemilikan peribadi. Kaum borjuis merasa memiliki modal sehingga ia bertindak susuka hatinya, modal tersebut berupa uang, tanah, alat pruduksi, dan bahkan tenaga buruh. Untuk menyelesaikan pertentangan antar kelas tersebut marx menyerukan penghasupasan kelas dengan penghapusan kepemilikan pribadi. Sehingga marx menyerukan masyarakat tanpa kelas atau masyarakat komunisme.
                Lalu apa hubungannya dengan agraria? Secara sederhana agraria dapat diartikan sebai tanah. Tanah adalah sumber daya yang penting dan menjadi ruang hidup bagi manusia selain air dan udara. Diatas tanah manusia lahir, hidup, dan bekerja. Sejak zaman dahulu manusia memenuhi kebutuahan hidupnya diatas tanah. Ketika peradaban manusia sampai pada teknologi pertanian, tanah menjadi sumber daya dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena dari tanah aneka macam makanan dapat diproduksi, mulai dari padi, gandung, gula, rempah rempah, sayur sayura, buah buahan, rumput untuk gembala ternak, dan lain sebagainya. Sejatinya, tanah memberikan suatu sumber penghidupan bagi manusiadan dengan tanah manusia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya snediri. Berabad abad manusia dapat menggantungkan hidupnya dari keterkaitannya dengan tanah meskipun tetap berada di bawah monopoli raja. Sampai di era kepitalisme diatas, tanah tanah tersebut mulai dialihfungsikan. Untuk tujuan apa? Untuk keuntungan kapital. Seperti dijelaskan diatas, kapitalisme mensyaratkan proses eknlosure, yakni pelepasan manusia dengan tanahnya, supaya manusia bekerja menjadi buruh di kota. Supaya mansuia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Supaya manusia terikat dapa majikan dan pemilik modal.
                Kini telah hampir 4 abad lamanya kapitalisme berkembang sejak kemunculannya, apakah proses enklosure tersebut telah selelai? Ternyata tidak. Khususnya di daerah daerah yang kapitalismenya belum mencapai tingkat tinggi, seperti indonesia, karena masih banyak tanah tanah yang kosong dan masih menjadi ruang hidup yang dimanfaatkan masyarakat untuk berproduksi. Kapitalisme membutuhkan buruh dan buruh diambil dari desa desa. Sehingga penting bagi kapitalisme untuk membuat orang orang desa mau bekerja di kota, apa cara yang ditempuh? Pemiskinan di desa dan perampasan tanah supaya orang tak mau lagi menjadi petani. Dapat juga di desa desa dibangun sekolah sekolah dan dianjurkan anak anak desa untuk menempuh sekolah yang tinggi, tujuannya tidak lain supaya mereka tak mau meneruskan pekerjaan ayahnya menjadi petani dan tanahnya dijual kepada pemodal, dan dia sendiri bekerja menjadi buruh dan instrumen kapitalisme. Dapat juga didesa desa dibangun pabrik pabrik seperti pabrik semen dan pasir besi. Hal tersebut marak terjadi di jawa tengah misalnya di ajibarang, gombong, urut sewu, kendeng, jepara, sampai kulon progo di jogja, dan juga daerah daerah lain di pulau jawa. Proses peralihan tanah masyarakat menjadi pabrik sejatinya ialah usaha untuk merampas ruang hidup masyarakat dan menjadikan masyarakat menjadi buruh kapital demi keuntungan kapital para pemodal.
                Selanjutnya, siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan. Yang diuntungkan jelas para pemilik modal dan kapital yang jumlahnya hanya segelintir saja. Sedangkan siapa yang dirugikan? Kelas yang tidak memiliki kapital, para petani, para buruh, termasuk juga golongan mahasiswa di dalamnya. Kenapa mahasiswa? Mahasiswa adalah golongan masyarakat yang belum bekerja yang hidupnya masih tergantung pada tanggungan orangtua, baik orangtuanya buruh maupun petani. Meskipun klasifikasi buruh beragam, namun selama tidak memiliki kapital dalam jumlah yang besar tetap saja berada pada posisi yang dirugikan. Ibarat kata menurut sebuah penelitian, sekitar 15 % orang di indonesia menguasai hampir 95 % kekayaan di indonesia. Sedangkan 85 % orang indonesia memperebutkan 5 % kekayaan indonesia. Jika kita mahasiswa tergolong kedalam kelompok 85 % maka setelah lulus kita harus bertarung dengan keras untuk mendapatkan kekayaan yang jumlahnya hanya 5 % tersebut, karena 95  % nya dikuasai oleh kaum kapital bermodal besar.
                Lalu Taqi menutup diskusi dengan sebuah ajakan untuk melawan sistem tersebut. Caranya dengan mengorganisir kelas buruh, kelas tani, dan kelas intelektual progresif, yakni kaum intelektual, yang mana mahasiswa masuk kedalamnya. Bentuk perlawanan tersebut akan dijelaskan dalam tulisan lain.

Lutfi Ramdani (Amir)
Mensospol BEM FISIP









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman tes di Bank BRI

Tentang Organisasi: Sebuah Refleksi

Pengalaman Tes SKB CPNS Kemenkumham 2019