Kampanye UKT
Selamat Siang kawan
kawan KBMF!
Tahukah anda bahwa UKT Unsoed untuk
mahasiswa baru tahun 2016 ini mengalami kenaikan. Kenaikan UKT ini tidak sesuai
dengan apa yang pernah diucapkan oleh pemerintah pada saat pemberlakuan UKT
tahun 2013 yakni “uang kuliah yang ditanggung oleh mahasiswa diusahakan semakin lama
semakin kecil dengan memperhatikan masyarakat yang tidak mampu (afirmasi),
subsidi silang (yang kaya mensubsidi yang miskin), dan pengendalian biaya yang
tepat”. Kenyataannya, nominal UKT tahun 2013, 2014, dan tahun 2016 ini terus
mengalami kenaikan. Pemerintah telah berbohong dan mengingkari janjinya.
Kenaikan nominal UKT berbeda beda setiap jurusan. Namun kenaikan UKT di Unsoed
juga terkesan asal asalan dan tidak rasional. di beberapa jurusan kenaikan UKT
bisa mencapai dua kali lipat dari nominal UKT tahun lalu (Contoh tahun lalu
level 7 jurusan ilmu hukum sebesar 3 juta, tahun ini level 8 jurusan ilmu hukum
sebesar 6 juta).
Selain menaikan nominal
UKT, tahun 2016 ini Unsoed juga memungut Uang Pangkal untuk 4 jenis mahasiswa
baru yakni (a) mahasiswa mahasiswa
asing; (b) mahasiswa kelas internasional; (c) mahasiswa yang melalui jalur
kerja sama; dan/atau (d) mahasiswa yang melalui seleksi jalur mandiri. Uang
Pangkal adalah bentuk pengkhianatan terhadap prinsip dan semangat UKT. Uang
pangkal dipungut maksimal sebesar 20 % dari total mahasiswa baru yang diterima.
Jika total mahasiswa baru yang diterima Unsoed tahun ini sekitar 4900 maka 980
mahasiswa akan dipungut uang pangkal. Nominal uang pangkal sendiri tidak ada
batasan minimal dan maksimal. itu artinya ada kemungkinan mahasiswa yang
membayar paling tinggi yang akan diterima. Kuota mahasiswa bidik misi pun dikurangi
dengan dalih ada penambahan PTN oleh Dikti sehingga kuota bidik misi setiap PTN
dibagi rata. Begitupula kuota beasiswa lain seperti PPA dan BBP-PPA juga
kuotanya turun drastis.
Kita bisa melihat dan
menilai sendiri bagaimana perhatian pemerintah kepada pendidikan sangat kurang.
Bahkan setiap tahun anggaran untuk pendidikan tidak pernah mengalami kenaikan
yang signifikan. Padahal tantangan generasi muda kedepan sangat berat. Bagaimana
kita bisa bersaing dengan bangsa bangsa lain jika generasi muda kita banyak
yang putus sekolah dan tak mendapat pendidikan yang cukup? mau dibawa kemana
masa depan bangsa ini?
Sebagai mahasiswa yang
beruntung karena bisa mengenyam pendidikan tinggi, yang sebagian disubsidi dari
uang masyarakat, apakah kita akan diam saja menyikapi persoalan ini? Sebagai
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik yang merupakan kampus pemikiran dan
pergerakan ini sudah seharusnya kita
menjadi inisiator perlawanan terhadap atas peramsalahan bersama ini...
Selamatkan generasi muda indonesia dari
kebodohan!
Buka
akses seluas luasnya untuk pendidikan !
#Kementerian Sosial Politik BEM
FISIP Unsoed
Komentar
Posting Komentar