Seputar Internal BEM FISIP Unsoed
Sambil nungguin mood buat nulis artikel ilmiah, aku akan
sedikit nyeritain tentang kondisi internal BEM FISIP periode 2017/ 2018, terutama kondisi internal menteri dan pres wapres. Pertama tentang wapres BEM
FISIP, inisialnya G. Dia mahasiswi Ilmu Komunikasi 2014 asal Depok. Awalnya kita bersepakat untuk maju menjadi pres dan wapres BEM FISIP karena kita
merasa bahwa FISIP Unsoed sedang tidak baik-baik saja. Lalu, kita ingin maju menjadi
Pres Wapres untuk sedikit memberikan karya dan kontribusi yang kita bisa dalam membangun FISIP
agar lebih baik lagi. Sebelumnya, kita berdua pernah bekerja sama di Baksos FISIP
2014 sebagai OC dan baksos 2015 sebagai SC. Aku juga merasa sudah mengenal dia
sehingga dalam satu tahun kepengurusan aku bisa bekerja sama dengan
baik.
Meskipun ternyata pada kenyataanya setelah berjalannya kepengurusan, aku belum mengenal dia
sepenuhnya. Setelah terpilih sebagai pres wapres kita banyak berbeda pendapat
dan susah saling memahami. Di akhir-akhir kepengurusan dia juga sudah mulai
menghilang dan susah untuk dihubungi. Beberapa permaslahan yang pernah terjadi diantaranya yakni, waktu itu dia pernah marah dan
kecewa gara-gara aku sama sekali tidak membantu acara welcome hooligan party
dari persiapan sampai hari H, padahal aku posisinya sebagai presbem. Presbem sebelum akupun tahun lalu masih sempat untuk datang dan membantu acara welcome hooligan party. Waktu itu aku
merasa, kehadiranku bisa diwakilkan oleh dia sebagai wapres, tapi dia bilang
bahwa tanpa menjadi waprespun dia adalah anak hooligan, jadi keahadiranku gak
otomatis bisa digantiin dia. Dia juga bilang aku banyak dikritik sama anak-anak FISIP karena sebagai presbem gak bisa ngerangkul anak-anak. Puncak perselisihan kita adalah ketika waktu itu
kita bertengkar di kontrakan dia malam-malam. Alasannya, gara-gara banyak miss
komunikasi dengan menteri-menteri dan dia merasa diperlakukan tidak adil sama
aku dan menteri-menteri yang lain. Meskipun akhirnya, kita bersepakat untuk
menyelesaikannya dengan baik-baik dan akan membicarakan hal tersebut dengan
menteri-menteri, tapi hingga akhir kepengurusan dan sampai sekarang, hal itu
belum pernah dibicarakan lagi. Setelah pertengkaran itu, kita hanya sempat
rapim sekali dan itupun hanya membahas proker, tidak lagi membahas masalah
internal.
Kedua,
kondisi menteri dalam negeri. Menterinya adalah inisialnya K, mahasiswi
Hubungan Internasional 2014. Awanya dia sangat bersemangat dalam menjalankan
proker. Akan tetapi, waktu itu ada proker yang sama antara kemendagri dengan
kemen psdm. Kemendagri membuat proker posesif sedangkan psdm membuat proker
porsa FISIP. Kedua proker tersebut sama-sama berisi mengenai kegiatan olahraga
dan seni antar mahasiswa FISIP yang membutuhkan kepanitian yang cukup banyak. Pada
saat kita musker, kita sudah memperdebatkan hal ini. Akhirnya, kita menyepakati
dua-duanya tetap dijalankan dengan perbedaan waktu dan konsep. Perbedan
waktunya yakni posesif dijalankan di bulan desember dan porsa di bulan maret.
Lalu, perbedaan konsepnya ialah bahwa dagri konsepnya lebih menghibur sedangkan
psdm lebih serius. Akan tetapi, waktu itu keduanya disosialisasikan secara
berbarengan ke mahasiswa FISIP. Lalu, muncul reaksi keras dan kebanyakan
bertanya-tanya mengenai dua acara BEM tersebut. Mereka mempermasalahkan dua
acara tersebut memiliki konten yang hampir mirip dan membutuhkan dana serta
panitia yang banyak, lalu kenapa tidak disatukan saja. Waktu itu, ada salah
satu UKM yang bilang bahwasanya mau tidak mau BEM harus memilih salah satu,
antara posesif atau porsa FISIP. Jujur aku sendiri waktu itu sulit untuk
mengambil keputusan, karena aku sendiri tidak mau mengecewakan kedua menteriku
dan anak-anak stafnya yang telah mempersiapkan proker tersebut. Apalagi,
dua-duanya sudah di launching dan posesif udah oprek kepanitiaan dan sudah
kumpul sekali.
Akhirnya,
aku menyarankan agar keduanya digabung atau di merger dan konsepnya bisa
dirembugkan kembali. Tapi, setelah didiskusikan, keduanya merasa tidak menemukan
kecocokan dan kesepakatan mengenai konsepan acara yang akan dijalankan jika
digabung. Akhirnya dagri mengalah dan merelakan posesif harus di cut. Aku tau
ini pukulan berat buat mendagri, karena posesif ini salah satu proker
unggulannya dan sudah dia sosialisasikan ke anak-anak FISIP dan sudah dia
ceritakan ke teman-temannya. Meskipun waktu itu aku bilang bahwa untuk acara
puncak posesif yang sudah dia rencanakan, yakni fisip werehouse project, bisa
dimasukan kedalam malam puncak porsa fisip, tapi dia bilang tidak mau karena
merasa sulit untuk bekerjasama dengan psdm
yang sudah punya konsepan sendiri.
Selain
itu, mungkin mendagri kecewa sama aku gara-gara waktu itu pada saat acara rumpi
asik aku kurang banyak membantu terutama masalah dana dan dihari H aku gak ikut
sampai akhir karena ada acara HMI. Dia merasa cape sendiri dan staf nya juga
banyak yang bekerja kurang maksimal. Akan tetapi, selain hal diatas, beberapa
proker dagri bisa berjalan dengan baik seperti sambang UKM HMJ dan buka puasa
bersama. Setelah beberapa kejadian tersebut, mendagri sering menghilang dan beralasan
bahwa beberapa bulan kedepan dia tidak bisa bekerja full di BEM karena dia harus bekerja
part time di salah satu tempat kerja. Aku memaklumi dan waktu itu komunikasi dengan dia
masih baik. Lalu setelah dia selesai kerja part time, di akhir desember dia
bilang bahwa dia akan menikah. Aku dan menteri-menteri juga kaget mendengar hal
tersebut. Akhirnya, setelah itu proker dagri benar-benar kurang terkendali
hingga akhir kepengurusan.
Mungkin,
itu dulu kali ya cerita seputar internal BEM FISIP, masih ada empat kementerian
lagi yang masing-masing juga punya masalah sendiri-sendiri. Tapi jari ini
rasanya udah mulai pegel, jadi ceritanya disambung di lain waktu ya ...
Komentar
Posting Komentar