Kondisi masyarakat Arab sebelum kelahiran Islam
Jazirah arab adalah suatu
wilayah yang terletak di daratan Asia sebelah barat. Ia berdekatan dengan
afrika bagian utara dan eropa bagian selatan. Jazirah Arab tidak memiliki
sejarah politik yang kuat selama masa sebelum kelahiran islam. Maka peradaban
islam yang lahir justru mewarisi peradaban Palestina, Babilonia, dan
Persepolis. Peradaban tersebut hidup dan berakar di daerah timur tengah,
meliputi Iran, Irak, Mesopotamia, daerah sungai sepanjang Oxus, dan daerah
daerah Balkan. Sekitar tahun 2400 SM berdiri imperium pertama di dunia, oleh
seorang yang bernama Argon dari Akkad. Wilayahnya terletak didaerah Mesopotamia
dan iran bagian timur. Imperium tersebut terus berlanjut sampai kepada Raja
Hammurabi yang wafat pada tahun 1570 SM.
Masyarakat yang lahir ketika itu terbentuk berdasarkan kebaktian
terhadap kuil kuil dan sang raja mengekspresikan sebagai cahaya tuhan untuk
mengatur masyarakat manusia. kuil kuil tersebar membentang di setiap tempat dan
raja melambangkan kekuatan dewa. ia mengklaim sebagai pancaran cahaya dewa yang
harus dipuja dan diagungkan oleh masyarakat. Sebagai penguasa masyarakat secara
politik, imperium juga mengadakan perundang undangan untuk mengatur kehidupan
masyarakat. Mengurusi masalah kekayaan, perdagangan, dan pertanian. Maka
disamping sebagai pemerintahaan yang berkuasa secara politik, imperium juga
meletakan dasar dasar cultural bagi kehidupan masyarakat.
Ketika itu daerah kekuasaan
imperium Argon hanya terbatas sampai daerah daerah Mesopotamia dan sekitarnya.
Barulah pada saat ditaklukan oleh imperium Alkhemeniyyah yang berkuasa pada
tahun 550 – 331 SM berhasil memperluas wilayah kekuasaan dan menyatukan daerah
daerah timur tengah, Mesopotamia, sampai kepada mesir. Saat itulah untuk
pertama kalinya timur tengah bersatu dalam satu kekuasaan politik sebelum
kemudian akan berpecah kembali dan kelak akan dipersatukan kembali oleh para
penakluk Arabia. Penguasaan imperium Alkhemeniyyah itu harus berakhir oleh
serangan orang yunani bernama Alexander The Great atau Alexander Yang Agung,
seorang yang pernah menjadi murid Aristoteles. Alexander membagi daerah
kekuasaanya menjadi dua bagian. Bagian timur meliputi Iraq, Iran, dan daerah
sepanjang sungai oxus, yang kemudian sepeninggal Alexander dilanjutkan oleh
Imperium Sasania yang didirikan bangsa Persia pada tahun 234-634 M. dan bagian
barat yang kemudian sepeninggal Alexander dilanjutkan oleh imperium Bizantium
yang didirikan oleh bangsa babilonia yang daerahnya meliputi eropa timur dan
selatan, mesir, afrika utara, dan Syria utara. Sedangkan pada saat itu jazirah
arab merupaka daerah gurun pasir yang panas dan tandus sehingga membuat
imperium Sasania maupun Bizantium tidak berminat untuk memperluas daerahnya
kesana. Daerah pedalaman arab sama sekali belum terjamah hanya pesisir Arabia
saja yang merupakan daerah yang subur dan menjadi pusat perdagangan yaitu di
Arabia utara yang berdekatan dengan Syria dan palestina dan Arabia selatan
yaitu daerah Yaman. Jadi dapat kita katakana bahwa pada era sebelum kelahiran
islam ketika itu bangsa arab diapit oleh dua imperium besar, Bizantium di Barat
dan Sasania di Timur. Meskipun di daerah pesisir arab terdapat kerajaan
kerajaan kecil yang berperan sebagai pengendali perdagangan di daera itu namun
kerajaan kerajaan kecil itu tidak lebih dari kerajaan boneka yang berada di
bawah kendali Bizatium dan Sasania.
Selain dibentuk oleh kekuatan
imperium, masyarakat timur tengah dan eropa timur dan selatan itu juga dibentuk
oleh kekuatan agama. Dalam hal ini kuil dan dewa dewa. Meskipun pada mulanya
masyarat yang lahir sejak imperium Argon sampai Alkhemeniyyah itu menganut
ajaran pagan, yang bersifat politesistik, mempercayai banyak tuhan, banyak
dewa, dan banyak berhala namun pada masa Bizantium di barat dan Sasania di
timur telah cenderung dan menganut ajaran monotesitik, percaya kepada satu
tuhan dan satu kekuatan yang mengendalikan alam semesta. Ajaran monoteistik
Bizantium diwakili oleh ajaran Kristen dan ajaran monoteistik Sasania diwakili
oleh ajaran Zoroatrian. Meskipun keduanya memiliki konsep yang berbeda mengenai
kesatuan tuhan itu namun keduanya memiliki dasar dasar yang sama dalam
kepercayaan kepada adanya satu tuhan. Itulah yang membedakan kedua agama itu
dari agama agama pagan dan penyembah berhala. Jazirah arab sendiri didiami pada
sekitar abad ke XII dan XIII SM dan oleh
karena wilayah itu tidak berada di bawah payung politik imperium maka
masyarakat Arabia sampai kepada menjelang kelahiran islam ketika itu masih
mewarisi agama dan kepercayaan pagan. Masyarakat Arabia masih merupakan
penyembah berhala, penyembah dewa dewa, dan jin. Beberapa suku di arab mengenal
monoteistik yaitu dari propogandis keliling yang datang dari bizantium dan
sasania. Sehingga ada beberapa suku di arab sudah menganut Kristen dan zorostrian.
Namun sebagian besar masyarakat arab terutama arab pedalam, yakni suku badui
merupakan penyembah berhala.
Kondisi diatas menyebabkan
masyarakat arab berada pada kondisi terpencil diantara dua kebudayaan dan
peradaban besar imperial, dan dua agama monoteistik Kristen dan Zoroastrian.
Ketika di wilayah lain masyarakat sudah membentuk kehidupan perkotaan, maka
masyarakat Arabia merupakan masyarakat perkemahan dan penggembala, ketika di
wilayah lain sudah memeluk ajaran monoteistik maka masyarakat Arabia masih
memeluk ajaran politeistik, dan ketika di wilayah lain sudah mempunyai
kekuasaan politik yang mapan dan terorganisir, maka masyarakat arab merupakan
masyarakat yang terpecah pecah berdasarkan klan atau suku yang tak jarang
saling bertempur. Masyarakat
Arabia dibentuk berdasarkan kekeluargaan dan kekerabatan. Yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Keluarga tersebut kemudian berkelompok menjadi klan terdiri
dari ratusan keluarga. Mereka adalah penggembala. Pada musim hujan mereka
serempak mencari padang rumput, dan pada musim panas mereka berpindah berkemah
ke daerah daerah pesisir oasis yang merupakan daerah perkampungan yaitu Arabia
utara dan Arabia selatan yakni daerah yaman. Disana mereka menukar ternak
mereka dengan padi, kurma, pakaian, dan senjata. Klan bagi masyarakat arab
adalah kebanggaan tertinggi. Seorang klan dipimpin dioleh orang yang disebut
syaikh. Syaikh ini ialah tempat memutuskan perkara perselisihan tetapi tidak
memiliki kekuasaan untuk memerintah. Masyarakat arab terdiri dari ratusan klan
dan jikalau ada perseteruan antar dua warga yang berbeda klan maka akan terjadi
peperangan antar klan dua warga yang
berseteru itu. tak jarang juga persoalan yang dibuat oleh salah satu warga dari
suatu klan menjadi tanggung jawab dari seluruh warga klan tersebut. Kebanggaan
terhadap klan ini disebut Ashabiyyah. Bebagai syair diciptakan oleh masyarakat
arab utuk menggambarkan kebanggaan masing masing klan mereka.
Ada satu kota yang menjadi pusat
perdagangan bangsa arab yaitu kota Petra terletak di Arabia utara pada 95 SM.
Namun kemudian hancur oleh serangan Bizantium. Lalu pusat perdagangan beralih
ke kota Palmyra di yaman. Sampai akhirnya hancur oleh serangan kerajaan
Abbysinia pada tahun 673 M dan lalu Abbysinia diusir dan daerah yamandiduduki
oleh gubernur Sasania namun perekonomian dan perdagangan di daerah itu belum
pulih seperti semuala. Maka Mekah mengambil peranan sebagai kota perdagangan
pusat perekonomian dan social di Arabia. Di mekah, ada bangunan yang merupakan
pusat peziarahan berhala dan dewa masing masing suku di arab, yakni Ka’bah.
Ka’bah inilah yang setiap tahun diziarahi oleh masing masing suku yang ada di
Arab dan peziarahan tahunan itu menjadi tradisi bagi masyarakat arab dan
menamainya Pekan Perayaan Mekkah. Pekan itu adalah pekan gencatan senjata dan
pecan peribadatan. Pecan tempat menyelesaikan perselisihan dengan damai. Dan
pecan yang menguntungkan untuk berdagang dan meningkan perekonomian suku
quraisy, yakni suku yang mnguasai mekkah sejak abad ke V. suku quraisy adalah
para pedagang ulung, mereka adalah pada pedagang keliling. Diluar perayaan
mekah, mereka berkeliling ke pusat perdagangan Arabia ke daerah Syria atau
Arabia utara dan daerah yaman Arabia selatan, disana mereka menjual rempah
rempah, sutera, kurma, dan budak yang didatangkan dari afrika utara, dan pulang
ke mekkah mereka membawa uang.
Mekah juga merupakan daerah yang
heterogen karena disana berkumpul masyarakat dari berbagai klan, masyarakat
yang tak memiliki klan, para pedagang asing, masyarakat penyembah berhala, dan
propogandis keliling Kristen dan Zoroastrian. Mekah merupakan pusat perdagangan
setiap tahun terutama ketika berlangsung pekan perayaan mekah dimana semua suku
suku di Arabia berkumpul untuk beribadah kepada berhala berhala mereka di
Ka’bah. Secara politik, wilayah Mekah tidak dikuasai secara oleh kekuasaan yang
memusat, secara social, masyaraka mekkah tidak memiliki dasar dan basis moral
yang kuat, secara ekonomi, masyarakat mekkah berada pada kondisi yang mapan
sebagai pusat perdagangan namun rawan konflik dan terancam anarki, segalanya
berada pada kondisi yang ruwet. Disinilah Muhammad lahir pada tahun 670 M.
dalam kondisi inilah Muhammad hidup, tumbuh, dan berkembang sampai usia dewasa.
Dan disinilah Mumammad diangkat sebagai nabi islam pada tahun 610 M pada usia
40 tahun yang kelak akan mengubah 160 derajat kehidupan bangsa arab, bahkan
juga mengubah peradaban timur tengah. Dalam kondisi seperti inilah Muhammad
mendakwahkan ajarannya sampai tahun 620 M di Mekkah dan sampai 632 M di
madinah.
Daftar
Pustaka
Lapidus,
Ira. M. Sejarah Sosial Umat Islam, RajaGrafindo, Persada 2003. Jakarta
Komentar
Posting Komentar