Kamuflase Kehidupan
Dimuat di Buletin Kopkun Corner edisi Januari 2015 Hari terlihat mulai gelap. Lembayung senja berjalan iringi mentari yang bergerak tenggelam ke ufuk barat. Terang hendak berlalu. Angin berhembus lembut berdesir mengugurkan daun daun pohon yang kering. Di sebuah bangku di sudut kota duduk seorang pria yang memegang kepalanya. Disampingnya terparkir mobil Toyota Fortuner keluaran terbaru berwarna hitam mengkilap. Lalu lalang kendaraan dengan bunyi mesin yang menderu deru sama sekali tidak di hiraukannya. Terlihat air matanya menetes dari kedua pipinya. “aku pria yang jahat” gumam Pak Burhan. “aku bukan seorang ayah yang baik”. Ia terus mengeluh “aku suami yang tidak bertanggung jawab” ia terus mngutuk dirinya sendiri. dibalik kemewahan yang ia miliki, ia terbelenggu oleh kehidupan yang justru mencelakakannya. Fikirannya melayang layang ke anak gadisnya yang saat ini ...